gambarilustri penyesalan
nasihathikmah19.blogspot.com Ketahuilah bahwa orang-orang salafus sufi (ulama sufi di jaman dahulu) ,mudah meraih karomah,mudah memberdayakan mata bathinnya untuk memandang keajaiban .Yang mana orang -orang awam (manusia umum)tidak mampu melakukannya.Hal tersebut karena mereka -para-sufi mmemiliki ilmu.Derngan ilmunya ,mereka melakukan riyadhah - riyadhah (latihan-latihan) dalam beribadah..Sehingga jarak antara dirinya dan dengan Allah sangat dekat sekali.Jika tegak berdiri shalat,maka hatinya seolah-olah berdialog langsung dengan Tuhannya .Setiap keinginannya (yang baik)hampir semuanya di kabulkan oleh Allah.
Untuk mencapai puncak ma'rifat dan menjadikan mata bathin awa memandang segala yang gaib,maka tahapan awal yang harus di tempuh adalah Taubat.
Allah swt berfirman :
"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,hai orang--orang yang beriman supaya kamu beruntung."(QS An-Nur 31)
Sahabat Rosulullah saw bernama Anas bin Malik ra berkata ;"Aku pernah mendengar Rosulullah eaw bersabda :
"Seorang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak mempunyai dosa ,dan jika Allah mencintai seorang Hamba pasti dosa tidak akan membahayakannya,"
Kemudian beliau membaca ayat;
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang suci."(Al Baqoroh 222)
Kemudian seorang sahabat bertanya :"Wahai Rosulullah ,apa tanda taubat ?Maka beliau saw menjawab ,"Menyesal"
Menurut Imam al-Ghazali bahwa syarat penyesalan yang sempurna adalah mengembalikan pikiran kepada masa lampau yaitu ketika hari pertama ia baligh(dewasa)dengan umur atau dengan mimpi .Hendaknya seseorang meneliti apa yang telah di lakukannya semenjak awal baligh dari tahun ke tahun ,dfari bulan ke bulan ,dari hari ke hari ,dari tarikan nafas ke tarikan nafas .Kemudian menengok ,apakah perjalannanya selama ini telsh diisi oleh ibadah wajib.Ataukah ibadah wajibnya ditinggalkan .Berapa banyak kewajibannya kepada Allah ditinggalkan .Berapa banyak dosa kejahatan yang dilakukannya. Adapun kesalahan yang berhubungan dengan manusia ,maka penyesalan harus diikuti dengan permintaan maaf kepadanya,Kesalahan kepada sesama misalnya menganiyaya,menyakiti,hatinya,atau merusak kehormatannya.Hal ini akan bertaubat kepada Allah,seseorang harus meminta keikhlasan hati orang yang dianiya..
Perbuatan penganiyayan tidak cukup ditebus dengan meminta maaf secara lisan.Namun seseorang harus berbuat baik .Jika ia pernah merampas hartanya ,maka dapat di hapus dengan cara mengembalikannya.Jika orang yang dianiyaya itu tidak ada ,boleh diberikan ahli warisnya.Jika ahli warisnya tidak dijumpai ,maka harta itu di kembalikan kepada Allah dalam bentuk sedekah.
Taubat yang disebutkan diatas adalah taubat kaum awam .Yaitu taubat dari kesalahan dan kemaksiatan
Pada tingkatan berikutnya taubat yang bermakna kembali dari jalan yang baik menuju jalan yang lebih baikTaubat semacam ini taubat yang biasa di lakukan kaum Muqarrabin .Sebagaiman Firman Allah swt dalam al-Qur'an :
"Dan dikatakan kepada mereka ,'Inilah yang dijanjikan kepada setiap orang yang selalu kembali kepada Tuhan dan senantiasa memelihara Fitrah dan amal perbuatannya.yang takut kepada Tuhan yang maha pemurah .Dalam keadaan menyendiri dan datang kepada Dia dengan hati bertaubat."(QS Qaf :32-33)
Taubat pada tingkatan ini akan senantiasa menimbulkan upaya untuk meningkatkan kuwalitas ibadah seseorang menuju pada tingkatan akhir ,yaitu kesempurnaan.Orang yang telah bertaubat pada tataran ini mempunyai keyakinan bahwa ibadah yang dilakukan selama ini jauh dari sempurna dan selalu berkurang.Kekurangan dalam beribadah dianggapnya sebagai suatu kesalahan terhadap Allah swt.
Orang yang bertaubat dalam tingkatan kedua ini mempunyai hidup yang beraaapi-api.Ia sentiasa inginhari esok lebih baik dari sekarang .Ketika selesai shalat ,maka hatinya justru tidak tenang karena merasa shalatnya kurang sempurna.Ia merasa berdosa kepada Allah karena tidak mampu memenuhi kewajibannya.Oleh karena itu ,ia terus menerus meningkatkan mutu shalatnya
Taubat tingkat pertama dan kedua itu barulah dalam rangkamelawan hawa nafsu .Dimana melawan hawa nafsu demi membeskan diri dari maksiat ,baik yang dzahir maupun maksiat bathin.Perjuangan taubat semacam ini ,belum tentu bisa diselesaikan .artinya seseorang belum tentu lulus dari memenuhi kesempurnaan taubat .Karena kemaksiatan batin baru bisa di hilangkan ketika seseorang berada dalam maqom zuhud.
Sedangkan taubat dalam tingkatan ketiga disebut aubah yang bermakna kembali yang terbaik menuju AllahTaubat ini disebut juga taubatur rasul karena lazim di lakukan oleh para Nabi.Dalam taubat semacam ini ,seseorang di motivasi bukan karena apapun (tidak takut neraka atau mengharap surga).Namun semata karena kecintaan / kepatuhannya kepada Allah.Seseorang yang mampu menjalani taubat semacam ini ,sudah barang tentu ia mencapai maqam wara.
Taubat baru dapat dianggap sebagai penghapus dosa jika memenuhi beberapa persyaratan ,antara lain sebagai berikut :
a . Menyesali perbuatan maksiat yang telah di lakukan
b. Meninggalkan perbuatan tersebut.
c. Bertekad sepenuh hati untuk tidak mengulangi perbuatan maksiat tersebut.
Ketiga syarat jika menyangkut dosa seorang hamba terhadap Allah.Jka maksiat (kejahatan)itu terhadap sesama manusia selain syarat diatas ,ditambah lagi dengan.
d. JIka maksiat tersebut berkaitan dengan harta ,maka di haruskan mengembalikan harta tersebut kepada pemiliknya.Jika pemiliknya tidak ada ,maka kepada ahli warisnya,dan jika ahli warisnya tidak dijumpai .di kembalikan kepada Allah dengan memberikan kepada sabilillah .Jika maksiat tersebut menyangkut kehormatan seseorang ,maka orang bertaubat harus minta maaaf.
Apabila taubat ini di lakkan dengan sungguh-sungguh dan memenuhi syarat-syaratnya ,maka seseorang akan kembali menjadi fitrah ,kembali menjadi suci sebagaimana ketika ia baru lahir.
Wallahu allam bishawab(Kitab Mukasyafatul qullub)>