Gaambar Musafir nasihathikmah19.blogspot.com Salah satu dari sekian banyak faktor penyebaba tertutupnya mata hati adalah karena terlalu merendahkan syubhat.Syubhat adalah sesuatu yang hukumnya tidak jelas ;berada di antara halal dan haram.Karena itu orang-orang sufi lebih memilih untuk meninggalkan syubhat.
Meninggalkan syubhat berarti telah menjalankan sifat wara (hati-hati).Adapun syubhat ,didalamnya menyangkut aktivitas kehidupan semisal makan,minum,pakaian,pembicaraan yang berlebihan
rosulullah saw bersabda :,br." Sebagian dari kesempurnaan Islam adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berarti.(HR Anas dan Imam malik)
diterangkan bahwa rosulullah pernah menasihati Abu Hurairah ra."jadilah orang yang wara,engkau akan menjadi orang yang paling beribadah diantara manusia."
Sikap wara dibedakan menjadi 3 tahapan;
1.Meninggalkan sesuatu yang hukumnya belum jelas
2. Meninggalkan hal-hal yang di perbolehkan namun dikhawatirkan akan jatuh pada hal-hal yang di larang.
3. Menjadikan diri dari sesuatu yaaang menyebabkan lupa kepada Allah.
Abu Ustman al-Mariri pernah ditanya seseorang tentang wara'.Ia tidak menerangkan pengertian wara,tetapi justru menceritakan seseorang yang bernama abu shaihih Hamdun.Tanya orang itu ."Abu Shahih Hamdun kenapa ?"Abu Ustman kemudian menceritakan bahwa suatu ketika Abu shahih hamdun ,seorang tukang penatu ,berada disamping temannya yang sedang sekarat.Lalu temannya itu meninggal dunia .abu Shahih Hamdun tiba-tiba meniup nyala api sehingga lampu ruangan menjadi matiMengapa ia mematikan lampu?Abu shahih Hamdun menjawab,"sampai sekarang minyak yang dipergunakan lampu itu masih tersisa.Sisa minyak itu hak ahli waris si mayit.Sebaiknya pergunakan minyak yang lain saja."Abu Utsman menyimpulkan bahwa sikap Abu shahih hamdun itulah disebut wara'Saking hati-hatinya ,sampai-sampai sisa minyak lampu tidak dipergunakan ,karena dianggap sebagai harta warisan buat anak dan istri si mayit(Mukasyafatul qullub)